Minggu, 24 Mei 2020

HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN (HHMT)

Hujan rencana dihitung untuk apa?


Kasus : ANALISA BANJIR
Pada suatu DAS/Daerah Aliran Sungai terdapat pos hidrologi (pos hujan, pos duga air dan pos klimatologi). Apabila pada pos duga air tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran rutin, maka kita bisa mengolahnya menjadi data debit harian. tetapi, apabila data debit tidak dapat kita peroleh atau data kurang, bisa kita bangkitkan dengan menggunakan data hujan dan data klimatologi menggunakan rumus empiris (metoda rainfall-runoff), dimana hasil dari pendekatan ini akan didapat debit sintetis yang harus kita kalibrasi dengan melakukan debit pengukuran untuk mendekati debit aktualnya = Banjir Rencana


Data Hujan apa yang kita pakai? jumlah data bulanan/jumlah data harian/maksimum tahunan/maksimum harian??

1. apabila data hujan yang kita peroleh adalah berasal dari pos otomatik yaitu data menitan-jam2an (hujan durasi pendek) maka kita bisa menghitung debit puncak banjirnya menggunakan debit rasional

2. apabila data hujan yang kita peroleh adalah berasal dari pos manual yaitu data hujan harian (data hujan harian maksimum), maka kita bisa menghitung hujan rencana hariannya kemudian menggunakan model rainfall-runoff  sehingga menghasilkan debit banjir rencana


Apa itu HHMT/Hujan Harian Maksimum Tahunan?




Dari data hujan harian tahun 2011 diatas, yang kita ambil adalah maksimumnya, yaitu 200 mm, selanjutnya data tersebut kita buat resume maksimumnya nya untuk setiap tahun data. 



Maka nilai HHMT adalah yang terlihat pada kolom paling kanan pada tabel diatas, itulah data yang kita gunakan untuk perhitungan analisa frekuensi yang selanjutnya akan dihitung hujan rencananya sehingga menghasilnya debit banjir rencana. 







PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA HUJAN

Terdapat dua macam jenis pos hujan dibedakan berdasarkan peralatan pengukur curah hujan yang dipasang, yaitu:
1)        Pos curah hujan otomatis, terdiri atas alat curah hujan otomatis dan alat curah hujan manual.
2)        Pos curah hujan manual, hanya terdiri atas alat penakar curah hujan manual saja.

Terdapat dua jenis alat penakar curah hujan, yaitu:
1)       Alat penakar curah hujan manual, merupakan alat untuk mengukur ketebalan curah hujan dengan cara manual. Penakar hujan jenis ini tidak dapat mencatat sendiri/otomatis, akan tetapi penjaga pos setiap pagi hari yaitu pada jam 7.00 pagi harus menakar air hujan yang tertampung pada alat penakar hujan dengan menggunakan gelas penakar hujan.


Contoh Hasil pengolahan Data hujan harian yang berasal dari alat penakar hujan biasa :

2)      Alat penakar curah hujan otomatis, merupakan alat untuk mengukur ketebalan curah hujan secara otomatis dalam satuan mm.
Penakar hujan jenis ini dapat mencatat sendiri pada grafik yang telah disiapkan, alat ini akan menunjukkan besarnya hujan yang turun. Banyaknya hujan dapat dihitung dengan melihat grafik yang dipasang pada alat tersebut. Berdasarkan cara operasionalnya terdapat dua jenis alat penakar hujan otomatis, yaitu jenis Syphon dan Tipping Bucket.


Berdasarkan jenis data yang diperoleh maka alat penakar hujan otomatis dibedakan atas:
1)       Alat curah hujan otomatis - mekanik (ARR)
Alat merekam tinggi hujan yang terjadi pada kertas grafik, dan perlu diganti oleh penjaga pos setiap minggu/hari tergantung dari tipe alat yang dipasang.
2)       Alat curah hujan otomatis - logger (ARL)
Alat merekam tinggi hujan yang terjadi dalam bentuk digital dan disimpan pada memori di alat.
3)       Alat curah hujan otomatis – telemetri
Alat merekam tinggi hujan yang terjadi dalam bentuk digital dan data langsung terkirim ke server di instansi pengelola.

Contoh Hasil pengolahan Data hujan Otomatis :




DATA HIDROLOGI/HYDROLOGY DATA

Data Hidrologi :
  1. Data Hujan 
  2. Data Muka Air ; Muka air sungai dan Muka air tanah 
  3. Data Iklim ; Temperatur, Kecepatan angin, Kelembaban, Radiasi Matahari, Lama penyinaran matahari, Pan Evaporasi, Kecepatan angin
  4. Contoh Air ; Sedimen dan Kualitas Air

Keseluruhan data diatas selanjutnya dianalisis/dianalisa = ANALISIS HIDROLOGI, menghasilkan informasi hidrologi yang berupa data siap pakai yang akan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti ; 
Pengembangan, Penelitian, Perencanaan, Pengelolaan Sumber Daya Air.

Beberapa contoh analisis hidrologi :
  1. Analisis curah hujan (rata-rata, pengisian data, hujan rencana, PMP)
  2. Analisis debit (debit andalan, debit banjir)
  3. Analisis evapotranspirasi (potensial, actual)
  4. Analisis inflow (kondisi basah, normal, kering)
  5. Analisis kapasitas tampung
  6. Analisis sedimentasi (Sedimentasi Waduk Dan Umur Layanan Waduk)
  7. Analisis Outflow Dari Waduk (Kebutuhan Air Baku, Irigasi, PLTA, dll)
  8. Analisis Neraca Air Dan Alokasi Air

HIDROLOGI DASAR- BASIC HYDROLOGY


Hidrologi Dasar





Siklus hidrologi dimulai dari sirkulasi air dari atmosfer ke bumi sampai kembali lagi ke atmosfer melewati berbagai proses hidrologi

 Berikut beberapa proses/tahapan pada siklus hidrologi :
  •          Presipitasi = jatuhnya air ke bumi ; hujan, salju, hujan es, dll
  •          Infiltrasi = air masuk ke tanah menjadi aliran bawah tanah
  •          Perkolasi = masuknya air kelapisan tanah yang lebih dalam menjadi aliran air tanah
  •          Kondensasi = mengembun
  •          Evaporasi = penguapan dari permukaan air keatas atmosfer
  •          Evapotranspirasi = penguapan air dari tanaman ke atmosfer

Jadi pada hidrologi ini terdapat ilmu pengetahuan yang luas dari keberadaan air di atmosfer (hujan, salju, dll), di atas permukaan tanah (air sungai, danau, rawa, kolam, waduk, dll) sampai di bawah permukaan (sumur dangkal, sumur dalam).

Siklus hidrologi yang berjalan terus menerus ini dapat mengalami perubahan apabila terjadi gangguan terhadap keseimbangannya. Kenapa bisa terjadi? Beberapa hal yang menjadi penyebab terganggunya keseimbangan sirkulasi siklus hidrologi yaitu Perubahan tata guna lahan dan Human Activity/Aktivitas manusia. Sebagai contoh, dahulu apabila terjadi banjir di suatu wilayah, durasi waktu yang ditempuh aliran banjir tersebut sampai pada satu titik lokasi misalnya 5 jam, sekarang dalam waktu 2 jam saja mungkin sudah terjadi banjir pada lokasi tersebut.

Kalau berbicara tentang permasalahan banjir, kekeringan, potensi air permukaan, air tanah, sedimentasi, perubahan iklim, dll semuanya itu berbicara tentang hidrologi. Hidrologi dalam hal ini dapat mendukung dengan baik apabila didukung dengan data hidrologi yang baik pula.